Guru SD di Wonogiri Terjebak Pinjol Utang 3 Juta Membengkak Jadi Rp 90 Juta

guru sd terjebak utang pinjol, "Saya depresi, tidak tahu harus lari kemana. Jujur sempat ingin bunuh diri. Baru kemarin saya cerita ke keluarga saya

25 Desember 2022-Tools Pinjol,

NR (36) Seorang guru SD terlilit utang pinjol pinjaman awal 3 juta, berkembang menjadi 90 juta. NR warga Wonogiri bercerita pertama kali mencoba berutang di pinjol pada bulan Juni 2022.

Saat itu, ia sangat membutuhkan uang untuk hidup, terpaksa mengambil pinjaman melalui aplikasi Easycash, pinjaman yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). NR mengaku saat itu meminjam sekitar 3 juta dengan tenor atau cicilan awal dua minggu.

Aplikasi Pinjol Beranak

Saat jatuh tempo, dia tidak mampu membayar utangnya. Kemudian mengunduh aplikasi lain dan meminjam lagi untuk membayar kembali pinjaman sebelumnya. Gali lubang tutup lubang ia lakukan hingga Oktober 2022 dan utangnya menjadi puluhan juta karena banyaknya aplikasi pinjol.

BACA JUGA:

“Banyak sekali aplikasi pinjaman online legal yang saya gunakan hingga tidak bisa saya ajukan lagi dan nama saya diblokir, “ ucap NR.

Tak kehilangan akal, NR lantas mengunggah aplikasi pinjol ilegal. NR berhutang 2 juta, namun hanya menerima setengahnya dengan tenor hanya 1 minggu. NR sudah ditagih padahal belum jatuh tempo.

Gali Lubang Tutup Lubang Pinjol

NR melakukan aksi gali lubang untuk menutupi utang tersebut, sehingga ia meminjam uang dari aplikasi yang sama namun mengulang produk yang berbeda, hingga akhirnya menunggak sebesar 40 juta.

Yang lebih parah lagi, jika sudah jatuh tempo dan tidak bisa dilunasi, batas waktunya diperpanjang. Utang NR bertambah 800 hingga 900 ribu karena perpanjang tenor. Teroran serta ancaman juga sudah NR dapatkan melalui via SMS dan telepon.

NR melakukan segalanya untuk keluar dari jeratan pinjol, salah satunya dengan menjual dua sepeda motor matic. Namun belum juga lunas, sehingga ia mengaku bahwa situasi tersebut telah mempengaruhi psikologis dan sosialnya. Kalau di hitung utangnya lebih dari 90 juta.

"Saya depresi, tidak tahu harus lari kemana. Jujur sempat ingin bunuh diri. Baru kemarin saya cerita ke keluarga saya. Untungnya keluarga saya mendukung saya meskipun kaget dan mereka menyarankan lapor polisi. Alhamdulillah saya sudah mulai tenang," ucapnya.

Aiptu Iwan Sumarsono, Kasubsi Penmas Humas Polres Wonogiri, mengatakan bahwa NR belum melaporkan secara resmi kejadian tersebut dan hanya mengeluh serta minta solusi.

Terkait teror yang diterima NR, Iwan tidak bisa banyak bertindak. Namun polisi selalu siaga jika NR membutuhkan pertolongan karena ancaman fisik.

"Ini masalah perdata. Untuk itu, pihak yang berperkara harus melunasi utangnya. Soal ancaman, kalau memang merasa terancam, bisa lapor ke polisi," ujarnya.