![]() |
| Bukan cuma karena bunga tinggi, ini alasan galbay pinjol makin parah! |
Berdasarkan survei terbaru, lonjakan ini bukan disebabkan oleh akun baru,
melainkan oleh akun lama yang mulai merasa sulit dalam mengelola keuangan di tengah tekanan ekonomi yang semakin berat.
BACA JUGA:
Survei yang melibatkan 2.041 responden ini mencakup tiga kelompok generasi yaitu Gen Z sebanyak 39%, Milenial sebanyak 42% dan Gen X sebanyak 19%.
Penelitian tersebut menyoroti kebiasaan penggunaan berbagai layanan fintech dari awal tahun 2025 seperti e-wallet, bank digital, paylater, pinjol.
Lonjakan Galbay Pinjol Sepanjang 2025
Hasilnya menunjukkan bahwa e-wallet menjadi layanan paling banyak digunakan (95%), paylater (29%), dan pinjol (9%).
Sementara itu, 45% responden mengakses layanan perbankan melalui mobile ataupun internet banking dan sisanya menggunakan bank digital.
Penggunaan layanan paylater mengalami penurunan dari 31% di tahun 2024
BACA JUGA:
dan tahun 2025 menjadi 29%. Namun untuk paylater mengalami kenaikan dari 12% menjadi 14%.
Alasan menggunakan paylater yaitu prosesnya yang cepat dan mudah, kebutuhan mendesak seperti membayar utang dan kebutuhan harian.
Menariknya, pria cenderung menggunakan layanan ini untuk modal usaha.
Gen Z banyak menggunakannya untuk hiburan.
Menurut Head of Research Jakpat, Aska Primardi,
meskipun jumlah pengguna fintech secara keseluruhan tidak banyak berubah, terdapat pergeseran pada pola pemakaian.
Lonjakan Galbay Akibat Tekanan Ekonomi
Fenomena tersebut melahirkan komunitas galbay di medsos dan saling sharing untuk menghindari tagihan pinjol.
Menurut Aska, fokus utama dalam menanggapi masalah ini seharusnya bukan hanya penagihan, melainkan juga edukasi keuangan.
Ia menegaskan perlunya sosialisasi luas tentang opsi restrukturisasi utang agar masalah tidak semakin memburuk.










