![]() |
Pinjol Diperluas ke Luar Jawa |
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, untuk menekan pertumbuhan pembiayaan pinjol di tahun ini, salah satu strateginya yaitu dengan mendorong pembiayaan di luar Jawa.
Bertujuan agar mendorong porsi pembiayaan produktif sesuai roadmap pengembangan
dan penguatan Industri LPBBTI periode 2023–2028, dan harus mencapai 40%-50% di tahun 2025-2026.
BACA JUGA:
PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) menanggapinya yaitu akan meningkatkan penyaluran pembiayaan di luar pulau Jawa.
Adapun di luar Jawa sudah mencapai lebih dari 60% porsi penyaluran pembiayaan Amartha terhadap total pembiayaan.
Pemerataan akses keuangan sejalan dengan arahan dari OJK,
yang mendorong fintech untuk menyalurkan akses keuangan ke luar pulau Jawa.
Lebih dari 30 institusi keuangan mempercayai Amartha seperti perbankan dalam menyalurkan permodalan ke luar pulau Jawa.
BACA JUGA:
Amartha telah beroperasi di 19 provinsi Indonesia dan juga di luar Jawa yaitu Sumatera, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, hingga Kalimantan.
Adapun lebih dari 2,7 juta UMKM telah disalurkan oleh Amartha dan juga total pembiayaan Amartha secara kumulatif saat ini lebih dari sejumlah Rp 23 triliun.
PT Sahabat Mikro Fintek (Samir) juga menyampaikan bahwa peluang pembiayaan produktif di luar Jawa mempunyai potensi yang cukup besar.
"Kita misalkan di sektor perkebunan, perikanan, ekonomi kreatif, dan perdagangan.
Hal ini diperkuat dengan pertumbuhan UMKM tiap tahun yang akan sejalan dengan bertumbuhnya ekonomi," kata Yonathan sebagai CEO Samir.
BACA JUGA:
Yonathan juga mengatakan bahwa tantangan utama dalam menyalurkan pembiayaan di luar Jawa seperti keterbatasan infrastruktur,
tingkat literasi keuangan masih rendah, dan juga akses ke data kredit yang terbatas, sehingga memerlukan strategi khusus dalam mitigasi risiko.
Untuk itu, Samir mempunyai strategi untuk meningkatkan pembiayaan produktif di luar Jawa.
Antara lain kemitraan strategis dengan bank, penggunaan teknologi AI serta machine learning.
Bulan Februari 2024 hingga di tahun 2025 ini, Yonathan mengatakan
bahwa Samir telah menyalurkan lebih dari Rp 350 miliar atau sekitar 26% dari total penyaluran dalam bentuk pendanaan ke sektor UMKM.